Penilaian
Tingkat Kestabilan Lereng Batuan Granit Menggunakan Metode Slope Mass Rating (SMR) dan Analisis Kinematika
di
PT Mandiri Karya Makmur
(The
Assesment of Granite Rock Slope Stability Using Slope Mass Rating (SMR) Method
and Kinematic Analysis in PT Mandiri Karya Makmur)
Mirsandi1,
Ferra Fahraini2,
Irvani1
1Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas
Bangka Belitung
2Jurusan Teknik SIpil
Abstract
PT
Mandiri Karya Makmur (MKM) was a private company that mine granite rock. Level
in mine site was almost steep so that it had the possibility to failure. The
study was conducted to assess the stability of rock slope that may endanger the
safety of workers. This study to determine the quality
of rock mass of slope based on the value
of SMR (Slope Mass Rating) and kinematics analysis. The
data used included UCS, RQD, Space of discontinuity, Discontinuity conditions,
Groundwater conditions and Discontinuity orientation data. Slopes data were
divided into 4 scanline based on the direction changing of the slope. To
determine the type of failure using kinematics analysis of Dips program and
Schmidt net. The analysis results revealed that the
quality of rock mass for scanline II was very good or very stable based on the
SMR value. While on the rock mass quality of scanline I, III and IV were good
with the stability of the slope was in a stable condition. The possibility of a
failure in scanline I, III and IV were only several blocks. There were two
blocks that has possibility to failure was on
scanline III and IV. Estimation direction of slope failure on scanline
III and IV respectively were N 1350 and N 1850 E. The
supporting of slope instability can be done by scaling or cutting blocks that
have potential to failure.
Keywords
: Slope Stability, Slope Mass Rating, Scanline, Kinematic Analysis
1. Pendahuluan
PT Mandiri Karya Makmur adalah salah satu
perusahaan swasta yang melakukan penambangan salah satu bahan galian industri,
yaitu batu granit yang bertujuan untuk memecahkan suatu batuan menjadi
bongkahan-bongkahan yang ukurannya disesuaikan dengan permintaan konsumen
dengan menggunakan bahan peledak. Proses Peledakan batuan granit akan
meninggalkan bagian blok - blok yang belum diledak, dimana bagian itu akan
membentuk lereng - lereng hampir mendekati tegak yang dapat menyebabkan bahaya
terhadap para pekerja yang berada dibawahnya.
Adanya diskontinuitas
yang muncul pada lereng -lereng juga sangat mempengaruhi kualitas batuan
yang menyebabkan kekuatan
batuan tersebut akan semakin
kecil. Hal ini akan mempermudah batuan mengalami runtuhan.
Evaluasi kemantapan lereng merupakan bagian yang penting dari
suatu perencanaan penambangan atau
pemotongan suatu lereng. Pemahaman suatu metode analisis sangatlah diperlukan
dalam hal ini. Ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam analisis
kemantapan lereng batuan, yaitu pertama analisis struktur atau kinematic analysis dan yang kedua adalah
menghitung angka factor keamanan atau safety
factor.
Pada penelitian ini peneliti
hanya melakukan analisis struktur untuk mengetahui kualitas massa batuan lereng
granit menggunakan Metode Slope Rating
(SMR) dan menggunakan Metode Proyeksi Stereografi berupa analisis Kinematika
untuk menentukan bidang, jenis dan arah runtuhan lereng yang mungkin akan
terjadi di PT Mandiri Karya Makmur. Selain itu dilakukan suatu system
penanggulangan terhadap lereng yang berpotensi runtuh.
Lokasi Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di PT Mandiri Karya Makmur, Desa Tanjung
Gunung, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung (Gambar 2). Secara geografis berada pada posisi antara 1060 09’ 50” –
1060 10’ 40” BT dan 020 11’ 55,6” – 020 12’ 45” LS, dengan jarak ± 15 km dari Kota Pangkalpinang.
Tinjauan Pustaka
Geologi Regional
Stratigrafi berdasarkan Mangga dan Djamal (1994), pada Peta Geologi
Regional, PT Mandiri Karya Makmur dan
Sekitarnya (Gambar 3), dari tua ke muda terdiri
dari Kompleks Malihan Pemali (CPp) yang ditemukan batuan metamorf, Formasi
Tanjung Genting (Trt) yang terdiri dari batuan sedimen, Granit Klabat (TrJkg)
berupa batuan beku, Formasi Ranggam (TQr)
berupa batuan sedimen, dan Endapan
Aluvial (Qs).
Batuan
Granit
Tarbuck (2008) menjelaskan granit sebagai batuan beku yang paling
banyak dikenal. Granit adalah batuan beku intrusif bertekstur panerik yang
terdiri dari sekitar 25 % kuarsa dan 65 % feldspar.
Klasifikasi
Massa Batuan
Menurut Bieniawski
(1989) Metode Klasifikasi Rock Mass Rating (SMR)
bertujuan mengklasifikasikan kualitas massa batuan. Sistem RMR, Bieniawski menggunakan lima
parameter utama dan satu parameter kondisi, yaitu :
1. Uniaxial Compressive Strenght (UCS)
2. Rock Quality Designation (RQD)
3. Spasi Bidang Diskontinuitas
(Joint Spacing)
4. Kondisi Kekar (kemenerusan, aperture, kekasaran, pengisi, pelapukan)
5. Kondisi
Air tanah
6. Orientasi
Diskontinuitas
RMRdasar adalah nilai RMR dengan tidak
memasukkan parameter orientasi kekar dalam perhitungannya.
Slope Mass Rating (SMR)
Analisis kemantapan lereng
Bieniawski (1989) memakai sistem Slope
Mass Rating (SMR) sebagai metode koreksi untuk parameter orientasi kekar
dengan air dianggap kering. SMR dapat memberikan panduan awal dalam analisis kestabilan
lereng, memberikan informasi hal yang diperlukan dalam perbaikan lereng
(Romana, 1985). SMR dapat melakukan koreksi lereng berdasarkan
nilai Rock Mass Rating. Nilai
SMR dapat dinyatakan dengan Persamaan 1 berikut ini :
SMR
= RMRdasar + (F1 x F2 x F3) + F4 (1)
Penyesuaian
nilai kekar terdiri dari 4 faktor :
·
F1 tergantung kesejajaran arah jurus dan muka kekar
dengan rumus, F1 = (1-sin A)2, dimana A adalah sudut antara arah
jurus kekar dan muka lereng.
·
F2 mengacu kepada kemiringan kekar pada keruntuhan
bidang (planar) dengan rumus, F2 = tan2 Bj, dimana Bj
adalah sudut kemiringan kekar. Keruntuhan guling nilai F2 = 1.
·
F3 merupakan hubungan antara kemiringan lereng dan
kemiringan kekar.
·
F4 merupakan faktor metode penggalian yang ditentukan
secara empirik.
Deskripsi kelas-kelas massa batuan berdasarkan nilai Slope Mass Rating. Kelas kualitas SMR massa batuan
diilustrasikan pada Tabel 1 (Romana, 1989).
Profil
|
Deskripsi
|
||||
No Klas
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
Rating
|
100-81
|
80-61
|
60-41
|
40-21
|
20-0
|
Kelas
|
Sangat Baik
|
Baik
|
Sedang
|
Jelek
|
Sangat
Jelek
|
Longsoran
|
Tidak ada
|
Beberapa blok
|
Bbrpa kekar/baji
|
Bidang/ baji besar
|
Bidang besar/seperti tanah
|
Penyangga
|
Tidak ada
|
Sewaktu-waktu
|
Sistematis
|
Sgt perlu
|
Reexcavation
|
Analisis Kinematika
Berdasarkan Wyllie & Mah (2004), jenis longsoran
blok dapat diidentiikasi melalui stereografi menggunakan Program Dips sebagai analisis Kinematika. Beberapa jenis
longsoran yang umum dijumpai pada massa batuan di tambang terbuka, yaitu :
1. Longsoran Bidang : Longsoran
jenis ini terjadi jika jurus bidang luncur mendekati paralel terhadap jurus
bidang lereng. Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil daripada kemiringan bidang lereng,
kemiringan bidang luncur lebih besar daripada sudut geser dalam dan adanya
bidang bebas.
Terima kasih ya sudah berkenaan berkunjung ke blog saya... untuk masalah lanjutan dari data diatas jika ada yang berkenan bisa dikirim lewat email (Mirsandi86@gmail.com). Terima kasih
No comments:
Post a Comment