Monday 30 May 2016

Penilaian Tingkat Kestabilan Lereng Batuan Granit Menggunakan Metode Slope Mass Rating (SMR) dan Analisis Kinematika di PT Mandiri Karya Makmur

Penilaian Tingkat Kestabilan Lereng Batuan Granit Menggunakan Metode Slope Mass Rating (SMR) dan Analisis Kinematika
di PT Mandiri Karya Makmur

(The Assesment of Granite Rock Slope Stability Using Slope Mass Rating (SMR) Method and Kinematic Analysis in PT Mandiri Karya Makmur)
Mirsandi1, Ferra Fahraini2, Irvani1
1Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Bangka Belitung
2Jurusan Teknik SIpil
Abstract
PT Mandiri Karya Makmur (MKM) was a private company that mine granite rock. Level in mine site was almost steep so that it had the possibility to failure. The study was conducted to assess the stability of rock slope that may endanger the safety of workers.     This study to determine the quality of  rock mass of slope based on the value of SMR (Slope Mass Rating) and kinematics analysis.     The data used included UCS, RQD, Space of discontinuity, Discontinuity conditions, Groundwater conditions and Discontinuity orientation data. Slopes data were divided into 4 scanline based on the direction changing of the slope. To determine the type of failure using kinematics analysis of Dips program and Schmidt net.     The analysis results revealed that the quality of rock mass for scanline II was very good or very stable based on the SMR value. While on the rock mass quality of scanline I, III and IV were good with the stability of the slope was in a stable condition. The possibility of a failure in scanline I, III and IV were only several blocks. There were two blocks that has possibility to failure was on  scanline III and IV. Estimation direction of slope failure on scanline III and IV respectively were N 1350 and N 1850 E. The supporting of slope instability can be done by scaling or cutting blocks that have potential to failure.
Keywords : Slope Stability, Slope Mass Rating, Scanline, Kinematic Analysis
1. Pendahuluan
PT Mandiri Karya Makmur adalah salah satu perusahaan swasta yang melakukan penambangan salah satu bahan galian industri, yaitu batu granit yang bertujuan untuk memecahkan suatu batuan menjadi bongkahan-bongkahan yang ukurannya disesuaikan dengan permintaan konsumen dengan menggunakan bahan peledak. Proses Peledakan batuan granit akan meninggalkan bagian blok - blok yang belum diledak, dimana bagian itu akan membentuk lereng - lereng hampir mendekati tegak yang dapat menyebabkan bahaya terhadap para pekerja yang berada dibawahnya.
Adanya diskontinuitas yang muncul pada lereng -lereng juga sangat mempengaruhi kualitas batuan yang  menyebabkan    kekuatan     batuan  tersebut akan semakin kecil. Hal ini akan mempermudah batuan mengalami runtuhan. 
Evaluasi kemantapan lereng merupakan bagian yang   penting dari  suatu     perencanaan penambangan atau pemotongan suatu lereng. Pemahaman suatu metode analisis sangatlah diperlukan dalam hal ini. Ada dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam analisis kemantapan lereng batuan, yaitu pertama analisis struktur atau kinematic analysis dan yang kedua adalah menghitung angka factor keamanan atau safety factor.
Pada penelitian ini peneliti hanya melakukan analisis struktur untuk mengetahui kualitas massa batuan lereng granit menggunakan Metode Slope Rating (SMR) dan menggunakan Metode Proyeksi Stereografi berupa analisis Kinematika untuk menentukan bidang, jenis dan arah runtuhan lereng yang mungkin akan terjadi di PT Mandiri Karya Makmur. Selain itu dilakukan suatu system penanggulangan terhadap lereng yang berpotensi runtuh.
Lokasi Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di PT Mandiri Karya Makmur, Desa Tanjung Gunung, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung (Gambar 2). Secara geografis berada pada posisi antara 1060 09’ 50” – 1060 10’ 40” BT dan 020 11’ 55,6” – 020 12’ 45” LS, dengan jarak ± 15 km dari Kota Pangkalpinang.
Tinjauan Pustaka
Geologi Regional
Stratigrafi berdasarkan Mangga dan Djamal (1994), pada Peta Geologi Regional,  PT Mandiri Karya Makmur dan Sekitarnya (Gambar 3), dari tua ke muda terdiri dari Kompleks Malihan Pemali (CPp) yang ditemukan batuan metamorf, Formasi Tanjung Genting (Trt) yang terdiri dari batuan sedimen, Granit Klabat (TrJkg) berupa batuan beku, Formasi Ranggam (TQr) berupa batuan sedimen, dan Endapan Aluvial (Qs).
Batuan Granit
Tarbuck (2008) menjelaskan granit sebagai batuan beku yang paling banyak dikenal. Granit adalah batuan beku intrusif bertekstur panerik yang terdiri dari sekitar 25 % kuarsa dan 65 % feldspar.
Klasifikasi Massa Batuan
Menurut Bieniawski (1989) Metode Klasifikasi Rock Mass Rating (SMR) bertujuan mengklasifikasikan kualitas massa batuan. Sistem RMR, Bieniawski menggunakan lima parameter utama dan satu parameter kondisi, yaitu :
1.   Uniaxial Compressive Strenght (UCS)
2.   Rock Quality Designation (RQD)
3. Spasi  Bidang  Diskontinuitas (Joint   Spacing)
4. Kondisi Kekar (kemenerusan, aperture,     kekasaran, pengisi, pelapukan)
5.  Kondisi Air tanah
6.  Orientasi Diskontinuitas
RMRdasar adalah nilai RMR dengan tidak memasukkan parameter orientasi kekar dalam perhitungannya.
Slope Mass Rating (SMR)
Analisis kemantapan lereng Bieniawski (1989) memakai sistem Slope Mass Rating (SMR) sebagai metode koreksi untuk parameter orientasi kekar dengan air dianggap kering. SMR dapat memberikan panduan awal dalam analisis kestabilan lereng, memberikan informasi hal yang diperlukan dalam perbaikan lereng (Romana, 1985). SMR dapat melakukan koreksi lereng berdasarkan nilai Rock Mass Rating. Nilai SMR dapat dinyatakan dengan Persamaan 1 berikut ini :
SMR = RMRdasar + (F1 x F2 x F3) + F4             (1)
Penyesuaian nilai kekar terdiri dari 4 faktor :
·       F1 tergantung kesejajaran arah jurus dan muka kekar dengan rumus, F1 = (1-sin A)2, dimana A adalah sudut antara arah jurus kekar dan muka lereng.
·       F2 mengacu kepada kemiringan kekar pada keruntuhan bidang (planar) dengan rumus, F2 = tan2 Bj, dimana Bj adalah sudut kemiringan kekar. Keruntuhan guling nilai F2 = 1.
·       F3 merupakan hubungan antara kemiringan lereng dan kemiringan kekar.
·       F4 merupakan faktor metode penggalian yang ditentukan secara empirik.
Deskripsi kelas-kelas massa batuan berdasarkan nilai Slope Mass Rating. Kelas kualitas SMR massa batuan diilustrasikan pada Tabel 1 (Romana, 1989).
  
Profil
Deskripsi
No Klas
I
II
III
IV
V
Rating
100-81
80-61
60-41
40-21
20-0
Kelas
Sangat Baik
Baik
Sedang
Jelek
Sangat Jelek
Longsoran
Tidak ada
Beberapa blok
Bbrpa kekar/baji
Bidang/ baji besar
Bidang besar/seperti tanah
Penyangga
Tidak ada
Sewaktu-waktu
Sistematis
Sgt perlu
Reexcavation

Analisis Kinematika
Berdasarkan Wyllie & Mah (2004), jenis longsoran blok dapat diidentiikasi melalui stereografi menggunakan Program Dips sebagai analisis Kinematika. Beberapa jenis longsoran yang umum dijumpai pada massa batuan di tambang terbuka, yaitu :
1. Longsoran Bidang : Longsoran jenis ini terjadi jika jurus bidang luncur mendekati paralel terhadap jurus bidang lereng. Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil daripada kemiringan bidang lereng, kemiringan bidang luncur lebih besar daripada sudut geser dalam dan adanya bidang bebas.


Terima kasih ya sudah berkenaan berkunjung ke blog saya... untuk masalah lanjutan dari data diatas jika ada yang berkenan bisa dikirim lewat email (Mirsandi86@gmail.com). Terima kasih